Sunday, January 4, 2015

Aba- aba dan komunikasi diatas perahu


MAPALAUINRF - Dalam berarung jeram langkah pertama yang dilakukan sebelum melakukan pengarungan adalah menunjuk seorang trip leader atau kapten. Kapten inilah yang nantinya memberikan aba-aba kepada awak lainnya. Aba-aba yang diinstruksikan antara lain :
a) Aba–aba maju digunakan untuk mempercepat laju perahu kedepan dengan cara semua awak perahu mendayung bersamaan sedangkan skipper tetap mempertahankan sudut arah perahu ketempat yang akan dituju.

b) Aba–aba kuat digunakan untuk menambah kecepatan maksimal perahu kedepan dengan cara mendayung dengan seluruh tenaga dan bilah dayung dibuang jauh kedepan lalu ditarik kebelakang dengan interval waktu yang cepat dan biasanya dikenal dengan dayung pancung

c) Aba–aba kiri mundur digunakan untuk membelokan sudut arah perahu kearah kiri, dengan cara awak perahu yang duduk disebelah kanan mendayung maju sedangkan awak perahu disebelahkiri mendayung mundur.

d) Aba–aba kanan mundur digunakan untuk membelokan sudut arah perahu ke arah kanan dengan cara awak perahu bagian kiri mendayung maju dan awak perahu bagian kanan mendayung mundur.

e) Aba–aba stop digunakan bukan berarti unutk menghentikan laju perahu melainkan memberhentikan gerakan mendayung dari awak perahu. Fungsinya untuk mempermudah pemandu atau skipper unutk melakukan manuver terutama di arus deras atau bermanfaat mengistirahatkan awak perahu apabila sudah terlihat kelelahan.

f) Aba-aba pindah kiri atau pindah kanan digunakan oleh para pemandu untuk menghindarkan dari perahu terbalik (flip) atau menempel di batu (wrap). Caranya bila kapten menginstruksikan untuk pindah kiri maka awak perahu yang disebelah kanan harus pindah ke sebelah kiri perahu begitu juga sebaliknya. Instruksi ini harus dilakukan dengan gerakan yang cepat karena kalau terlambat akan menyebabkan perahu terbalik.

Padlle Manuver

Dasar utama melakukan paddle manuver yaitu dengan ferrying. Caranya arahkan sudut perahu kesebelah kiri atau kesebelah kanan dengan membentuk sudut 45 derajat arah arus lalu diikuti oleh awak perahu dengan mendayung kedepan secara bersamaan atau disebut juga ferrying 45 yang fungsinya menghindari stopper atau batu dijeram.
Ada dua jenis padlle manuver, yaitu :

a) Up Stream Ferrying artinya gerakan laju perahu kehulu sungai.
b) Down Stream Ferrying artinya gerakan perahu menuju hilir sungai. Pada intinya sama dengan Up Stream namun bedanya ini menuju ke hilir.

Scouting

Adalah pengamatan awal sebelum mengarungi riam. Scouting dilakukan dengan dua cara yaitu scouting darat dan scouting diatas perahu.

a) Scouting darat

Scouting ini didarat dimana perahu kita hentikan terlebih dahulu dan berjalan kaki menyusuri sungai Sambil mengamati jeram-jeram yang akan dilalui. Scouting ini dilakukan bila riam yang ada didepan kita tidak terlihat sama sekali karena terhalang oleh batu, belokan atau permukaan sungai yang tiba-tiba hilang.

b) Scouting diatas perahu

Scouting ini dilakukan diatas perahu tanpa menghentikan laju perahu terlebih dahulu. Scouting ini digunakan bila seorang kapten ragu untuk mengambil suatu keputusan dalam memasuki suatu jeram. Scouting ini biasa juga disebut dengan istilah “Read and Run”.

Karakteristik Sungai

Karakteristik sungai yang satu dengan yang lainnya berbeda. Faktor utama yang membedakannya adalah :

a) Volume air

Besarnya volume air sungai tergantung daerah aliran sungai yang dialirinya dan juga jumlah curah yang turun pada daerah aliran sungai tersebut. Volume air atau debit air sungai dapat dihitung dalam satuan cfs, atau meter kubik per detik (m3/det). Mengetahui volume air sangatlah penting untuk memperhitungkan tingkat kesulitan sehingga dapat memperkirakan resiko yang akan dihadapi dalam pengarungan. Umumnya, jika volume air meningkat maka akan berbanding lurus dengan tingkat kesulitannya., begitu juga sebaliknya.

b) Tingkat kemiringan atau kecuraman

Biasanya disebut juga dengan gradien yaitu menunjukan rata-rata penurunan dalam suatu jarak tertentu. Setiap sungai pada jarak tertentu mempunyai tingkat kecuraman yang berbeda, gradien dapat dihitung dari peta topografi. Besarnya dinyatakan dala m/km. Umumnya gradien sungai untuk kegiatan arung jeram berkisar antara 10 – 20 m/km. Kecuraman atau kemiringan sungai dapat dianggap sebagai petunjuk kasar tingkat kecepatan dan kesulitan alur aliran sungai.

c) Tonjolan dasar sungai (Roughness)

Letak batuan atau tonjolan didasar sungai yang tidak beraturan mengakibatkan turbulensi aliran sungai. Semakin tidak beraturan letak batu didasar sungai semakin besar pusaran airnya. Terjadinya sebuah jeram sangat ditentukan oleh bentuk dan ukuran serta tata letak dari batuan yang berada dibawah permukaan air sungai.

d) Penyempitan lebar penampang sungai (Constriction)

Penampang sungai tidak selalu sama lebarnya. Semakin sempit penampang sungai, semakin deras arusnya. Biasanya setelah penyempitan maka akan terbentuk ombak beruntun.
Bentuk–bentuk arus sungai (Riam)
Riam adalah berbagai macam bentuk dan kecepatan aliran sungai, baik dari permukaan hinga dasar sungai. Biasanya arus tercepat adalah ketika mendekati permukaan. Berikut bentuk-bentuk arus yang ada di sungai.

a) Aliran Utama (Main Flow)

Arus sungai yang paling cepat adalah aliran utama. Aliran utama marupakan bagian dari lintasan sungai yang paling baik untuk diarungi karena merupakan daerah paling dalam dan paling cepat arusnya , selain itu juga paling aman dan paling menyenangkan.

b) Jeram (Rapid)

Merupakan bagian sungai yang mengalami percepatan arus dan turbulensi. Barisan jeram pada umumnya diselingi dengan lubuk sungai, yaitu bagian dari sungai yang dalam dan mengalir tenang.

Jeram terdiri dari beberapa jenis arus dalam satu lintasan sungai, yaitu:

1. Lidah Air (Tongue)

Terbentuk diantara dua buah rintangan berupa batu atau hole dikarenakan percepatan. Bentuknya menyerupai huruf “V”. umumnya merupakan lintasan yang terbaik untuk diarungi.

2. Gelombang Tegak (Standing Wave)

Karena penurunan dasar sungai, kemudian relatif mendatar kembali dan tanpa tonjolan batuan yang menyembul ke permukaan. Gelombang pertama merupakan gelombang terbesar, selanjutnya lebih kecil dan akhirnya menjadi datar kembali. Barisan gelombang ini terbentuk setengah lidah air.

3. Gelombang Balik (Reversal)

Merupakan arus yang berputar dari bawah keatas dan membalik kearah hulu disebabkan penurunan dasar sungai secara ekstrim
Ada tiga jenis gelombang balik

a) Hole, disebabkan oleh batu didasar sungai yang hampir menyembul ke permukaan air.
b) Hidrolik, disebabkan oleh penurunan tiba-tiba didasar sungai yang membentuk diding yang hampir vertikal.
c) Gelombang pecah, disebabkan oleh kemiringan didasar sungai dan tiba-tiba mendatar kembali.

4. Arus Balik (Eddies)

Arus balik adalah tempat dimana arus sungai seakan-akan berhenti atau mengalir balik kearah hulu dan seperti pusaran.
Macam-macam eddies :

a) Mid stream eddies adalah eddy yang terletak ditengah sungai, seperti ada rintangan atau batu ditengah sungai , maka akan terbentuk eddy ditengah sungai dibalik rintangan itu.
b) Short Line Eddies adalah eddy yang terletak dipinggir sungai, seperti adanya tikungan, tonjolan atau lengkungan di pinggir sungai.

No comments:

Post a Comment