Sunday, January 4, 2015

Tingkat Kesulitan Sungai Menurut Skala Internasional


1. Skala I : “Easy”
Berombak-ombak kecil, tanpa hambatan yang berarti.

2. Skala II : “Medium”
Riam yang tidak begitu sulit dilalui denganlintasan yang bersih dari batu-batu. Memerlukan pengalaman dan perlengkapan perahu yang memada.


3. Skala III : “Difficult”
Banyak ombak tinggi, tidak beraturan, berbatu-batu, arus balik, riam-riam dengan lintasan yang bersih dari batuan. Biasanya memerlukan scouting, membutuhkan perahu yang baik dan tim yang terlatih

4. Skala IV : “ Very Dificulty”
Jeram-jeram yang panjang, ombak-ombak yang kuat, tak beraturan, jeram yang satu diikuti dengan jeram yang lainnya. Arus balik yang kuat, sukar melakukan scouting. Diperlukan kekuatan penuh dan kecepatan manuver, serta perahu dan peralatan yang sangat baik.

4.3 River Rescue
Pengarungan sungai akan lebih aman apabila dilakukan dua atau lebih perahu yang melakukan secara bersama-sama, tetapi akan lebih baik lagi apabila perahu-perahu tersebut didampingi oleh lead raft yang selalu berada didepan dan sweep raft yang bertugas menyapu dibelakang.

Lead raft biasanya terdiri dari orang-orang yang berpengalaman dan bertindak sebagai penunjuk jalan bagi perahu sesudahnya. Sedangkan sweep raft yang berisi orang-orang yang ahli juga tetapi berfungsi sebagai back up pada perahu yang ada didepannya.
Ketika terjadi kecelakaan/masalah di sungai, dibutuhkan orang yang segera bertindak dan melakukan tindakan-tindakan yang tepat dan memang diperlukan.
Self Rescue

Seorang rafter harus mampu melakukan self rescue dengan baik. Seperti : bagaimana cara berenang dengan teknik agresif atau defensif, bagaimana membalikan perahu terbalik dengan cepat serta mengamankan atau menolongkan awak perahu yang terjatuh kesungai.

1. Berenang di sungai

Berenang di sungai berbeda dengan berenang di kolam renang. Disungai berjeram pendayung harus mengetahui letak eddies, arus yang kuat serta tanda-tanda bahaya yang akan dihadapi. Yang pasti ketika berenang di sungai harus relax dan aman.

Ada dua jenis teknik berenang di sungai berjeram, yaitu agresif (berenang dengan gaya bebas) dan defensif (berenang dengan gaya punggung dengan kaki menghadap ke hilir) atau kombinasi kedua gaya tersebut dengan teknik sebagai berikut : berusaha tetap tenang, mengahadap kearah downstream, berenang dengan gaya punggung dengan kaki diangkat kepermukaan air dan kaki di depan (kearah downstream) serta tangan kesamping untuk mencari irama arus dan bernafas di lembah gelombang. Kalau perlu putar kepala kekiri atau kekanan kalau ada ombak atau gelombang dan setelah melihat eddies arahkan tangan ke wilayah dalam eddies dan rubah posisi renang dengan teknik agresif.

2. Re-Flip

Jika suatu saat perahu terbalik karena sesuatu hal, awak perahu harus segera membalikan kembali perahu dan menolong teman-temannya yang hanyut.. Membalikan perahu dapat menggunakan tali flip yang berada dipiggir perahu.

Seorang rafter yang terlatih dapat menaiki perahu dari semua sisi tetapi yang paling mudah untuk dinaiki adalah bagian depan dan belakang perahu dengan cara memegang self bailer. Pada saat membalikan perahu harus hati-hati ketika menjatuhkan diri ke air, karena apabila menjatuhkan diri mengenai batu maka bahaya lanjutan akan dihadapi.

3. Hole dan Dam

Kekuatan arus balik yang tinggi pada hole yang besar serta dam dapat membuat awak perahu atau pendayung berputar-putar tanpa menemui jalan keluar. Pelampung yang dipakai mungkin tidak cukup membuat awak perahu tersebut mengapung dan apabila ini terjadi maka harus menggunakan teknik bagaimana keluar dari jebakan arus putar tersebut.

Satu-satunya jalan keluar adalah pada bagian bawah arus sungai. Awak perahu diharuskan tidak panik dan mengingat mana arus yang membuat dia berbalik arah semula (Back Wash) dan mana arus yang bawah (dorongan dari upstream) yang kuat. Pada posisi backwash adalah posisi tempat dimana pendayung bernafas dan setelah itu apabila kita pada posisi air jatuh, maka posisi yang terbaik posisi jongkok dengan memegang-melingkari kaki dan mengikuti arus bawah yang akan membawa kita ke posisi outflow dan setelah itu berenanglah ke pinggir sungai. JANGAN PERNAH MENYERAH UNTUK KELUAR DARI HOLE …!!

Pada dam, kejadian akan lebih sulit lagi. Hanya ada satu syarat pada dam, yaitu “ jangan lewati jenis jeram seperti ini karena anda akan diputar sampai air sungai menjadi kering.

4. Strainers and Sweepers

Strainers dan sweepers terjadi disebabkan oleh halangan pohon atau batangan bambu yang melintang dipermukaan sungai. Strainers atau sweepers dapat menahan pelampung atau dayung yang tercebur disungai pada ranting atau penghalang yang berada dibawah permukaan strainer.

Cara melewati strainers adalah dengan cara : apabila kita sudah mendekati strainers maka teknik berenang dirubah menjadi agresif dan dengan sekuat tenaga melompati penghalang tersebut. Ingat, arus strainer tersebut sangat kuat sehingga dapat menyedot kita kebawah.

5. Menolong perenang dari atas perahu

Ketika perahu mengalami benturan dengan batu atau jeram yang besar, mungkin ada satu atau dua penumpang yang jatuh ke sungai, maka pendayung yang berada diatas perahu harus melakukan pertolongan dengan cepat agar tidak mengalami situasi yang lebih berbahaya yaitu dengan cara :

Dekatkan perahu dengan perenang , apabila jauh gunakan T-Grip agar dia bisa meraihnya. Setelah meraih perenang, hadapkan pada perahu dan pegang bagian pundak serta tarik dengan cepat keatas perahu. Selama menolong perenang perahu harus pada posisi siap dalam memasuki jeram-jeram berikutnya, karena jangan sampai semua penumpang menjadi perenang.

6. Wrap

Wrap adalah kondisi dimana perahu terjebak di batu dimana salah satu sisi perahu dibawah permukaan air atau seluruh sisinya terjebak dibawah permukaan air/tertahan oleh batu. Perahu yang mengalami wrap diatas batu-mungkin masih menyisakan temapat untuk pendayung diatas batu, tetapi apabila kejadian wrap ditebing maka keadaan bahaya menunggu seluruh pendayungnya, karena kita tidak tahu apa yang ada dalam permukaan air. Oleh karena itu seorang rafter jangan pernah berpikir untuk melakukan kesalahan manuver sehingga menyebabkan wrap.

Apabila keadaan wrap terjadi, maka jangan panik. Lakukan prioritas rescue, yaitu :

a) Keamanan diri sendiri
b) Keamanan dari setiap pendayung
c) Baru keamanan perlengkapan
Z drag
Z-Drag system adalah sistem tali yang populer unutk rescue perahu yang mengalami wrap Z-Drag System yang dasar adalah 3 : 1, (Lihat Gambar) dimana dibutuhkan satu tali yang panjang, pulley, carabiner, prusik, dan webing unutk anchor. System ini bisa dikembangkan sampai 9 : 1.

No comments:

Post a Comment